Recent Videos

¿Hormigas Culonas? Hemmm...

Tidak sedikit di antara mereka yang masih membenci serangga. Menggelikan, menjijikkan, mengerikan, hingga mengganggu pandangan, merupakan kata-kata yang sering ditaburkan pada serangga.

image, Mencicipi Hormigas Culonas

Oleh Lanang Cahyo

Padahal, tidak semua serangga-serangga itu identik dengan hal-hal yang kumuh, berbau, jorok, dan lembab. Bahkan, tidak sedikit pula dari jenis-jenis serangga yang kini beralih posisi dan citra. Daya tawarnya pun meningkat seiring sentuhan wawasan, pemahaman, dan pengemasan yang dilakukan manusia. Di antaranya, adalah serangga yang kita kenal dengan nama Hormiga Culona.

Hormiga Culona merupakan salah satu jenis semut (hormiga) Leaf-Cutter dari genus Atta. Dalam istilah entomologinya, semut-semut Culona (hormigas culonas) ini dinamai Atta laevigata. Sementara nama-nama lainnya bisa nyebut Semut Bokong Gedhe, Big Ass Ant, Large-Bottomed Ant, Bachaco, Giant Ant, hingga Semut Monster.

Bagi orang-orang yang memiliki pandangan, wawasan, atau pengalaman negatif terhadap semut, mungkin akan kesulitan untuk membayangkan makanan-makanan atau jajanan berbahan baku semut. Namun, bagi mereka yang sudah terbiasa atau berani mencoba masakan serangga-serangga yang dianggap aman untuk dimakan (edible insects), kemungkinannya, akan biasa-biasa saja. Bahkan, tidak jarang bagi mereka yang malah penasaran dan ingin mencoba rasa-rasanya sekaligus sensasinya.

Nah, dalam video ini, Remy menunjukkan satu kaleng hormigas culonas kepada Anda. Selain bercerita sedikit tentang hormigas culonas, video yang dubuat oleh www.foododdities.com ini juga menampilkan adegan Remy dalam mencicipi semut ini.

Hemmm.... Bagaimana rasa snack Hormiga Culona yang dimakan Remy? Apakah sama nikmatnya hormiga culona dari kolombia? Silakan simak videonya.

Nikmatnya Hormiga Culona dari Kolombia

Pernah menikmati Semut Bokong Gedhe? Big Ass Ant? Atau, malah baru tahu namanya saat ini? No problema! Simak saja cerita Paul Blok dalam kesan rasa pertamanya.

image, Mencicipi Hormiga Culona di the Santander region. Bucaramanga, Colombia

Oleh Lanang Cahyo

Semut Bokong Gedhe atau Big Ass Ant merupakan sebuah istilah umum yang digunakan masyarakat awam untuk mengidentifikasi semut (hormiga) Culona. Semut yang juga dikenal dengan nama Atta laevigata ini dikategorikan sebagai salah satu jenis semut Leaf-Cutter dari genus Atta. Adapun nama Large-Bottomed Ant, Bachaco, Giant Ant, dan Semut Monster, merupakan istilah lain yang juga diperuntukkan dalam penyebutan semut yang satu ini.

Dari sana-sini, informasi tentang Hormiga Culona (baca: ormiga kulona) memang tidak jauh-jauh sekali dari dunia kuliner. Selain tergolong bahan utama menu legendaris dari zaman klasik Kolombia, tidak mudah juga untuk mendapatkannya. Sebab semut yang semula ada di kawasan Kolombia selatan hingga Paraguay ini cuma muncul dalam waktu enam minggu per tahunnya. Dan jika dibagi dalam perkiraan musim, kemunculan semut-semut yang sempat menjadi lambang kesuburan ini berada pada awal-awal hingga pertengahan musim penghujan.

Memang, masih banyak cerita tentang Hormiga Culona. Di antaranya, ada kabar-kabar lokal yang berkaitan antara gairah seks manusia dan Hormiga Culona. Konon, zaman dulu, banyak yang percaya bahwa untuk meningkatkan gairah seksual, sangat dianjurkan untuk mengonsumsi Hormiga Culona. Hingga maklum kemudian, jika semut yang hanya muncul di masa-masa dinginnya musim penghujan ini juga banyak yang menjadikannya sebagai cindera-mata klasikan di tengah-tengah pesta perkawinan.

Terlepas dari kepercayaan-kepercayaan dan perlambangan-perlambangan zaman dahulu, hingga kini, memang masih banyak yang merawat kepercayaan itu. Khususnya saat bicara tingginya nilai nutrisi yang terdapat pada semut romantis ini. Mulai dari tingginya tingkat protein yang ada hingga rendah tingkat lemak jenuhnya. Apa Anda mau mencoba?

Dasar-dasar memasaknya memang cukup sederhana. Tangkap hormiga culona secukupnya saja. Masukkan dalam wadah –semisal kukusan ataupun bakul dari anyaman bambu- dan siram pelan-pelan dengan air yang mendidih. Atau, karena tahapan ini hanya untuk mempermudah proses selanjutnya, bisa juga dimasukkan dalam keranjang yang berlobang kecil-kecil lalu rendam sejenak dalam air panas yang ada di bak, ember, panci, atau wajan.

Jika sudah merasa cukup, segera angkat lalu tiriskan hormigas culonas tadi. Kemudian buang kaki-kaki dan sayap-sayap mereka. Kalau sudah selesai, siapkan air asin atau larutan garam untuk merendam mereka. Lantas angkat dan tiriskan mereka jika memang proses perendaman sudah dianggap cukup. Dan, teruskan pada tahap pencucian.

Setelah pencucian selesai, maka selesai pula tahapan persiapannya. Hormiga Culona siap dimasak sesuai selera lengkap dengan bumbu-bumbu rahasia racikan Anda. Jika minat cita rasa dan style klasiknya, bisa juga menggunakan wajan dari tanah liat untuk menyangkrainya.

Kalau tidak ingin repot-repot dan bertaruh rasa masakan Anda, Hormiga Culona sudah banyak dijajakan di berbagai restoran lokal asal mula terkenalnya masakan ini. Bahkan, sudah banyak pula yang diolah dan dikemas secara modern hingga bernilai jual lebih tinggi sebagaimana produk makanan lintas ekspor dan impor. Jangan heran, jika di kemudian hari, jajanan atau camilan Hormiga Culona ini bisa Anda ditemui di USA, Canada, Eropa, Arab, hingga Asia.

Namun, tak ada salahnya jika ingin ujicoba rasa spesial olahan Anda. Toh, saya kira, awal mula kelezatan Hormiga Culona tidak lepas dari Amarga Kulina.

Dalam logat orang-orang Pati, Jawa Tengah, Amarga Kulina itu diucapkan ”Amergo Kulino”. Bisa juga Anda terjemahkan ”Karena Terbiasa”. Bukankah witing tresno jalaran sangka kulina?

#jajaja..., no sé!

Cara Memindah Semut Rangrang Semi-Alami

Ada beragam kemungkinan, seseorang mau mengambil koloni semut rangrang dari habitat alami mereka. Setidaknya, ada yang mengambil mereka lengkap dengan sarangnya untuk kepentingan pembudidayaan. Ada pula yang mengambil mereka untuk dipindah-tempatkan ke suatu tanaman sebagai biokontrol tanaman itu sendiri. Pertanyaannya, bagaimana cara memindah rangrang-rangrang itu semua dari sarang alami mereka?

image, cara memindah semut rangrang dengan cara semi alami

Bisa saja, kita langsung memisah antara sarang dan rangrang lalu memindahkan semut-semut itu ke media yang telah disiapkan sebelumnya. Namun kenyataannya, cara semacam ini belum tentu berhasil.

Rangrang-rangrang itu semua bisa saja mengalami shock yang kemudian memicu masalah tersendiri dalam lingkungan yang baru ditempati. Mulai dari minat untuk kabur terus-terusan, nekat menyebrangi batas buatan, tidak mau makan dan minum, hingga bertengkar dengan koloni semut rangrang yang lain. Lantas, bagaimana cara yang lebih baik agar rangrang itu tidak mudah mengalami stress saat dipindah-tempatkan?

Perlu diingat kembali, bahwa rangrang ini termasuk jenis hewan yang ”berdarah dingin”. Mereka akan mudah mengambil sikap pertahanan diri jika menyadari adanya gerak-gerik pihak lain yang dianggap mengancam keberadaan mereka. Mulai dengan cara kabur, menghindar, balik mengancam, hingga dengan cara langsung menyerang sesuatu yang dianggap mengancam.

Dalam konteks pemindahan rangrang secara mendadak atau cara instan semacam di atas, tentu rangrang-rangrang itu sudah tak kuasa untuk melakukan penyerangan. Maka cara yang mungkin paling tepat bagi mereka adalah beradaptasi dengan sarang baru. Atau, lebih baik lagi jika berusaha kabur dari sarang yang dianggap mengancam mereka itu.

Adapun kenyataan-kenyataan lain yang mengakibatkan mereka bertengkar dengan koloni semut lain atau tidak mau mengonsumsi logistik yang sudah tersedia, kemungkinannya, tidak jauh berbeda dari sikap-sikap yang menunjukkan keinginan mereka untuk dilepas-bebaskan. Dengan demikian, perlu adanya pendekatan ulang dalam proses pemindah-tempatan semut-semut yang masih berjiwa labil itu.

Nah, untuk itulah, cara buatan yang paling tepat untuk memindahkan rangrang itu tidak ada. Yang ada hanya perpindahan alami mereka berdasarkan keinginan dan kebutuhan mereka sendiri sebagaimana di habitat alami.

Adapun cara lainnya, bisa dengan cara semi alami. Artinya, membiarkan mereka berpindah dengan sendirinya namun masih dalam kendali seseorang yang menghendaki perpindahan itu sendiri. Sebagaimana yang dicontohkan dalam video ini, peminat perpindahan rangrang-rangrang itu sudah lebih dahulu melakukan penataan media sedemikian rupa.

Pertama, menyiapkan media yang akan berfungsi sebagai tempat Transit Sementara rangrang-rangrang dari alam. Media itu bisa berupa bak, ember, atau semacamnya yang sekiranya bisa ditempati semua rangrang dengan leluasa.

Kedua, tutup semua jalur akses keluar dari media itu dengan pelicin atau materi-materi lain yang mempersulit rangrang keluar dari media Transit Sementara. Jika menggunakan pelicin, bisa memanfaatkan semacam bubuk atau tepung yang dicampur dalam suatu cairan lantas dioles-oleskan pada jalur yang tidak ingin dilalui rangrang. Jika ingin menggunakan materi lain, bisa menggunakan air atau cairan-cairan lain yang nantinya ditaruh di bawah media Transit Sementara.

Ketiga, masukkan rangrang lengkap dengan sarang yang sudah dibongkar ke dalam media Transit Sementara. Tindakan membongkar sarang ini hanya untuk memicu tindakan para rangrang agar sesegera mungkin memperbaiki sarang mereka. Atau, memicu mereka agar cepat-cepat mencari tempat perlindungan alternatif yang bisa ditemukan ataupun direncanakan.

Keempat, buatlah satu jalur akses keluar dari dalam media Transit Sementara itu tadi, menuju media yang Anda inginkan. Dalam video ini dicontohkan dengan memanfaatkan ranting pohon, yang satu ujungnya ditempelkan pada media Transit Sementara dan ujung satunya lagi ditempelkan pada media yang dikehendaki.

Kelima, biarkan rangrang-rangrang itu menemukan jalur keluar mereka sendiri tanpa adanya gangguan dari pihak lain. Biarkanlah seolah-olah peristiwa itu terjadi secara alami.

Karena cara ini tergolong perpindahan semi-alami, maka proses waktu perpindahan tidak bisa diburu-buru. Dengan begitu, cara ini akan membutuhkan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan cara menempatkan mereka pada media yang kita kehendaki secara langsung. []

Sebelum Pesta Daging

Video aksi semut kali ini bukan soal pertengkaran atau aksi saling serang antar koloni. Tapi, soal manajemen rejeki berupa makanan yang sedang mereka dapatkan.

image, aksi para semut dalam mengelola makanan yang mereka dapatkan

Dalam video ini, mereka tampak tidak ada minat untuk langsung makan dan membabat habis makanan seketika ditemukan. Mereka ingin membawa pulang semua rejeki untuk dikonsumsi semua koloni.

Soal nantinya bakal ada lebihan setelah dijadikan pesta bersama, tentu itu terserah mereka. Yang jelas, ketika makanan sudah dibawa pulang, semut-semut itu bebas makan kapan saja selagi masih ada. Dan, tentunya, juga sesuai aturan yang mereka gunakan.

Mereka tidak akan terganggu lagi dengan cuaca alam atau kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa saja menghilangkan jatah rejeki mereka. Mulai dari hujan, banjir, putusnya akses menuju makanan, hingga peristiwa-peristiwa alam lainnya yang berpotensi merugikan mereka. Selain peristiwa alam, bisa juga akan direbut hewan-hewan lainnya yang sama-sama doyan makan daging itu. Atau, bisa saja malah bakal disapu dan disingkirkan manusia karena dianggap menggangu. []

Semut Rangrang Pindah Sarang

Tidak semua perpindahan semut rangrang itu dipicu oleh keinginan alami mereka sendiri. Namun bisa jadi, perpindahan itu lebih disebabkan oleh kehendak dan setting-an pihak lain.

Dalam video ini, menunjukkan adanya aktivitas perpindahan semut rangrang karena dikehendaki pihak lain. Mereka diambil dari habitat alami sebelumnya lalu dikondisikan sedemikian rupa hingga menyebabkan mereka memilih untuk berpindah menuju media yang ditentukan.

image, aksi semut rangrang pindah sarang

Perpindahan rangrang-rangrang ini memang tampak seolah-olah alami. Mereka telah diposisikan sedemikian rupa agar tidak nyaman selama bertempat di media transit yang terbuat dari plastik dan sterefoam.

Selain sarang alaminya sengaja diganggu, mereka hanya diberi dua pilihan. Pertama, kesempatan untuk memperbaiki sarang dengan konsekuensi memakan waktu lama dan media yang bakal digunakan mereka itu bukan terbuat dari bahan natural. Kedua, mereka diberi kesempatan untuk keluar lalu memilih dan menentukan habitat baru. Pada habitat baru ini terdapat iming-iming bahwa mereka akan tetap lebih dekat dengan unsur-unsur natural.

Model perpindahan rangrang yang seolah-olah alami namun semi-alami ini, biasanya digunakan penghendaki dalam rangka pembudidayaan. Baik pembudidayaan dalam bentuk peternakan maupun pembibitan semut rangrang yang didahului dengan teknik penjinakan.

Selain pembudidayaan, tindakan semacam ini juga sering dilakukan oleh para petani dalam rangka membantu persebaran semut rangrang ke tanaman-tanaman yang telah ditentukan. Biasanya, model semacam ini tidak jauh-jauh dari minat petani untuk menjadikan semut rangrang sebagai biokontrol suatu tanaman. Sebagai timbal-balik jasa, rangrang-rangrang itu akan dibiarkan hidup leluasa dan dilindungi petani dari serangan predator lain ataupun dari buruan orang-orang yang menghendaki mereka atau cuma krotonya saja. []

Mengawal Perjalanan Ratu

image, aksi para semut mengawal perjalanan ratu
Entah demi keamanan ataupun kecepatan, saya kurang begitu paham. Yang jelas, dalam perjalanan mereka, semut ratu tampak dikerubung dan dibopong semut-semut lain. Sementara semut-semut yang lain, tampak mondar-mandir seolah berjaga-jaga dari mara-bahaya yang mungkin datang dari mana saja.

Dalam video yang cuma berdurasi 00:03:26 ini, ada dua ratu semut yang sedang melakukan perjalanan bersama para abdi keduanya. Mereka tampak sibuk dan ingin sesegera mungkin mencapai tujuan pemberhentian.

Namun sayang, ukuran ratu semut yang hampir delapan kali lipat ukuran semut-semut abdi itu menjadi kendala tersendiri. Maka maklum, kemudian, jika gerak langkah kedua ratu itu tampak lambat jika dibandingkan para abdi keduanya.

 
Support : esemut | kabar semut | erangrang
Copyright © 2014 - . Video Semut - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger